Alibi Di Balik Nama JKW Mahakam dan Dewi Iriana, Benarkah Hanya Kebetulan?
Nama kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana yang digunakan angkut nikel di Raja Ampat picu spekulasi publik soal konflik kepentingan. Penelusuran data perusahaan membantah keterlibatan keluarga Jokowi.
HERSUBENO ARIEFJOKOWI
6/11/20251 min read
Alibi Politik –Sorotan publik terhadap aktivitas tambang nikel di kawasan Geopark Raja Ampat, Papua Barat Daya, semakin meningkat setelah beredar daftar nama kapal pengangkut hasil tambang yang mencantumkan JKW Mahakam dan Dewi Iriana.
Jurnalis senior Hersubeno Arief, di youtube pribadinya menyoroti potensi konflik kepentingan di balik pemberian izin tambang di kawasan konservasi tersebut.
Menurut penelusuran Hersubeno, izin tambang di Pulau Gak, Raja Ampat, dikeluarkan pada 2017 saat Joko Widodo menjabat sebagai Presiden dan Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM.
Hal ini memicu spekulasi bahwa kebijakan tersebut menguntungkan pihak-pihak tertentu, terlebih ketika ditemukan nama-nama kapal yang seolah terkait dengan mantan Presiden dan istrinya.
Nama JKW kerap diasosiasikan sebagai singkatan dari Joko Widodo, sementara Dewi Iriana dinilai mengacu pada nama lengkap istri mantan Presiden, Iriana. Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, kapal-kapal tersebut terdaftar sebagai armada milik PT Pelita IMC Logistik Tbk, perusahaan logistik laut yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 2017 dengan kode emiten PSSI.
Data Resmi Perusahaan
Dalam dokumen resmi Bursa Efek Indonesia, tidak ditemukan nama Joko Widodo, Iriana, maupun anggota keluarga lainnya dalam jajaran pemegang saham, direksi, maupun komisaris. Adapun struktur pemilik saham mayoritas perusahaan tersebut antara lain:
Indo Prime Marine – 43,827%
Candilo Pte. Ltd. – 26,906%
Convivial Navigation Co. Pte. Ltd. – 7,079%
PT Bio Permai – 7,26%
Publik (go public) – 11,586%
Nama kapal JKW Mahakam sendiri merujuk pada Jasa Konstruksi Wisma, bukan inisial Joko Widodo. Sementara tidak ada kejelasan tentang asal nama Dewi Iriana, dan tidak terdapat afiliasi langsung dengan Iriana Joko Widodo dalam struktur manajemen maupun pemegang saham perusahaan.
Meski tidak ditemukan bukti legal atas keterlibatan keluarga Presiden, kemunculan nama-nama simbolik ini memicu kemarahan publik, terutama di media sosial. Tagar #SaveRajaAmpat terus bergema dan mendapat dukungan luas dari masyarakat sipil hingga tokoh nasional.
Sejauh ini tidak ditemukan bukti yang mengonfirmasi keterlibatan langsung keluarga Joko Widodo dalam kepemilikan kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana.
Namun kemunculan nama-nama tersebut dalam daftar armada angkut tambang tetap menjadi isu sensitif, terutama dalam konteks kepercayaan publik terhadap elite politik dan kebijakan tambang di kawasan konservasi.