Israel Bombardir TV Nasional Iran, Dunia Kecam Serangan terhadap Media

erangan Israel terhadap stasiun TV IRIB Iran saat siaran langsung mengejutkan dunia. Konflik kian memanas, media jadi sasaran. Simak kronologinya di sini.

IRANIRIBMEDIA PENYIARANISRAEL

Jia Aviena

6/17/20252 min read

Ilustrasi Perang (Unplash@Hasan almasi)
Ilustrasi Perang (Unplash@Hasan almasi)

alibipolitik.com - Serangan Israel terhadap kantor pusat penyiaran nasional Iran, IRIB (Islamic Republic of Iran Broadcasting), menjadi titik panas baru dalam konflik antara Tel Aviv dan Teheran. Serangan ini dilakukan saat siaran langsung tengah berlangsung, menandai babak baru dalam eskalasi militer dan propaganda di kawasan Timur Tengah.

Dilansir dari aljazeera, ledakan terjadi di tengah siaran langsung yang dipandu jurnalis ternama Sahar Emami, yang sempat terdengar mengecam “agresi terhadap tanah air” sebelum akhirnya lari menyelamatkan diri dari studio yang dipenuhi asap dan puing. Serangan ini menghentak publik Iran, sekaligus menciptakan simbol kuat perlawanan dan peringatan di medan perang media.

Target Simbolik, Serangan terhadap Infrastruktur Media

Kementerian Pertahanan Israel mengonfirmasi bahwa gedung IRIB di Distrik Tiga Teheran menjadi sasaran karena dianggap sebagai “saluran propaganda dan incitement” milik Iran. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa saluran ini "sedang menuju kehancuran," merujuk pada IRIB sebagai alat kampanye militer yang tersembunyi di balik kedok sipil.

Namun, tuduhan ini ditolak mentah-mentah oleh Iran. Kementerian Luar Negeri Iran menyebut aksi tersebut sebagai kejahatan perang, dan menyebut Israel sebagai “pembunuh utama jurnalis dunia”. Menurut Committee to Protect Journalists (CPJ), sejak Oktober 2023, sudah 178 jurnalis tewas di Gaza, menjadikan konflik ini sebagai yang paling mematikan bagi pekerja media dalam sejarah.

Kecaman Global dan Respons Balasan Iran

Serangan ini langsung mengundang kecaman dari komunitas jurnalis global. CPJ menyebut serangan terhadap IRIB sebagai bagian dari impunitas Israel yang terus dibiarkan oleh dunia. Mereka menegaskan bahwa “kebebasan pers tengah dibantai,” dan menyerukan aksi tegas Dewan Keamanan PBB.

Iran pun membalas dengan mengeluarkan peringatan evakuasi kepada saluran berita Israel seperti N12 dan N14. Ini menjadi sinyal kuat bahwa medan tempur berikutnya akan menjangkau infrastruktur informasi kedua negara.

Gedung Bersejarah Jadi Puing, Korban Belum Terdata Pasti

IRIB adalah lembaga penyiaran paling besar dan berpengaruh di Iran, dengan kompleks yang bersejarah sejak 1940-an dan ditunjuk langsung oleh Pemimpin Tertinggi. Gedung empat lantai ini mempekerjakan ratusan staf di tiap lantainya.

Profesor hubungan internasional dari Universitas Teheran, Foad Izadi, menyatakan kekhawatiran akan banyaknya korban. "Gedungnya besar, setiap lantai berisi 200-300 orang," ujarnya kepada Al Jazeera.

Jurnalis Iran, Younes Shadlou, menyebut banyak rekannya masih berada di dalam gedung saat ledakan terjadi. "Kami sudah diberi peringatan evakuasi, tapi banyak yang memilih bertahan demi menunjukkan wajah asli rezim Zionis ke dunia."

Rekam Jejak Panjang Serangan Israel terhadap Media

Israel memiliki sejarah panjang dalam menargetkan media. Pada Mei 2021, mereka menghancurkan gedung Al-Jalaa di Gaza, yang menjadi kantor Al Jazeera dan Associated Press. Tahun 2022, jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh tewas ditembak pasukan Israel di Tepi Barat, padahal saat itu mengenakan rompi pers yang jelas terlihat. Baru-baru ini, Israel juga membombardir studio Al-Manar di Lebanon, yang berafiliasi dengan Hizbullah.