Rocky Gerung Sebut Perempuan yang Paling Menderita Karena Kesulitan Ekonomi
Rocky Gerung mengungkapkan dampak kesulitan ekonomi menjelang Ramadan, khususnya terhadap perempuan. Ia menilai bahwa daya beli masyarakat melemah drastis, terlihat dari keluhan di grup WhatsApp. Perempuan menjadi pihak paling terdampak, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan perawatan diri.
ROCKY GERUNGPEREMPUANDAMPAKKESULITAN EKONOMI
Jia Aviena
3/16/20252 min read


alibipolitik.com - Pengamat politik dan filsuf Rocky Gerung menyoroti dampak kesulitan ekonomi yang semakin terasa menjelang bulan suci Ramadan.
Berdasarkan data Mandiri Spending Index, terjadi penurunan signifikan dalam jumlah tabungan masyarakat sepekan sebelum Ramadan.
Fenomena ini bertolak belakang dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana periode ini biasanya menjadi momen peningkatan pengeluaran setelah menerima Tunjangan Hari Raya (THR).
Namun, tahun ini berbeda: banyak masyarakat yang tidak hanya gagal mendapatkan THR, tetapi juga harus menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Rocky Gerung menilai bahwa kondisi ini menjadi indikator nyata bahwa daya beli masyarakat telah melemah secara drastis.
Bahkan, meskipun harga berbagai kebutuhan telah mengalami penyesuaian ke bawah, masyarakat masih kesulitan untuk membeli barang-barang pokok.
Ia menegaskan bahwa kesulitan ekonomi ini dapat dengan mudah terbaca dari berbagai keluhan yang beredar di grup WhatsApp, di mana banyak perempuan yang mengeluhkan keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Rocky, perempuan menjadi pihak yang paling terdampak dalam kondisi ekonomi yang sulit.
“Dan kita mau lihat bagaimana keadaan ekonomi itu membatalkan keindahan-keindahan peradaban. Kegelisahan emak-emak atau para remaja yang skincare-nya sudah habisitulah yang kita maksud,” ungkapnya dilansir dari youtube Rocky Gerung Official.
Bagi sebagian perempuan, kebutuhan sederhana seperti produk perawatan kulit yang dulunya dapat dibeli secara rutin kini menjadi barang mewah yang sulit dijangkau.
Harga produk perawatan seperti serum yang mencapai ratusan ribu rupiah kini dianggap terlalu mahal di tengah tekanan ekonomi yang semakin menghimpit.
“Jika terjadi kesusahan ekonomi, yang pertama kali menderita justru kaum perempuan. Dapur tidak bisa lagi beroperasi 24 jam, atau makanan terpaksa harus dibeli dalam jumlah banyak untuk disimpan di lemari, sementara harga listrik juga akan naik,” lanjutnya.
Hal ini, menurutnya, menunjukkan bagaimana kemunduran ekonomi berimbas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk kesejahteraan perempuan.
Selain itu, Rocky juga menyoroti dampak pada sektor rumah tangga, di mana keterbatasan ekonomi menyebabkan aktivitas dapur tidak dapat berjalan seperti biasa.
Banyak keluarga yang terpaksa membeli bahan makanan dalam jumlah besar untuk disimpan, bukan karena strategi belanja yang lebih baik, melainkan sebagai upaya bertahan menghadapi kenaikan harga dan keterbatasan daya beli.
Di saat yang sama, kenaikan harga listrik dan kebutuhan pokok lainnya semakin memperberat beban rumah tangga.
Menurutnya, kondisi ini juga mencerminkan ketidakmampuan banyak perusahaan untuk memberikan bantuan kepada karyawan mereka.###